Pilih Bahasa

Materi dari "Dr Josie South" Universitas of leeds, di acara seminar FESTKUA HIMAKUATIK UBB

Dr. Josie merupakan Dr Muda dari Universitas Of Leeds, United Kingdom, dimana beliau menyelesaikan program doktornya di usia 24 tahun dari Queen’s University, UK. Beliau juga sudah menyelesaikan sebanyak 2 kali program post doctoral di Afrika dengan tema Biodiversitas Perairan. Sebanyak lebih dari 40 jurnal internasional bereputasi telah diterbitkan oleh Dr. Josie, dan beberapa diantaranya adalah keragaman ikan di Kepulauan Bangka dan Belitung. Beberapa tulisan terakhir Dr. Josie juga berkolaborasi dengan Universitas Bangka Belitung, Jurusan akuakultur “Fitri Sil Valen, M.P. Dr Josie sangat ahli di bidang Ekologi Perairan terutama dalam “Mengembangkan solusi terukur untuk memprediksi hasil dari berbagai pemicu stres yang berinteraksi dalam sistem perairan untuk mempromosikan inisiatif konservasi air tawar”. Dr. Josie mengeluarkan statment bahwa ada sebanyak 1/3 ikan air tawar didunia sudah punah, setidaknya 80 spesies air tawar yang sudah punah. Kepunahan ini terjadi akibat beberapa interaksi dan stress dari lingkungan. Dr. Josie telah mempelajari tentang interaksi lingkungan sebagai pemicu stress yang mengakibatkan kepunahan ikan air tawar ini, sehingga dapat memberikan tindakan awal untuk konservasi pada ikan-ikan lain dalam mencegah kepunahan.

Dr. Josie menekankan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi didusia, dan potensi kehilangan spesiesnya pun juga tinggi. Keberadaan biodiversitas ini sangat penting untuk penyediaan makanan dan mempertahankan rantai makanan di alam. Jika satu spesies punah maka rantai makanan akan rusak.

Dr. Josie berpendapat, untuk menghindari stress lingkungan maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; 1. Biarkan sungai mengalir secara alami, dimana memutus aliran sungai atau mengalihfungsikan sungai akan mengganggu proses migrasi ikan dan proses transfer energi dari hulu ke hilir; 2. Meningkatkan kualitas perairan pada ekosistem air tawar atau ekosistem sungai, sehingga dapat meminimalisisr stress terhada biota perairan; 3. Melindungi habitat yang kritis; 4. Menekan over fishing (penangkapan berlebihan) sehingga spesies dapat berkembang biak dengan baik; 5. Mengontrol ikan invasif; 6. Melindungi aliran sungai dan menghindari adanya dam.

Dari beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari stress lingungan dan mengganggu keberadaan ikan air tawar, ada satu hal yang menjadi point utama oleh Dr. Josie, yaitu keberadaan ikan invasive pada habitat alami/ sungai. Kehadiran ikan invasif berdampak negatif terhadap keberadaan ikan lokal dan ikan endemik di habitat. Ikan invasive awalnya adalah ikan luar yang diperkenalkan ke habitat baru atau lebih dikenal dengan ikan introduksi, kemudian beberapa ikan invasive sukses berkembang biak dan mendominasi perairan yang disebut spesies invasif. Keberadaan ikan invasive ini jelas akan menggangu ikan lokal dan endemik sebagai kompetitor dalam perebutan makanan dan wilayah toritorial. Ikan invasive memiliki kemampuan adaptasi dan perkembangan yang baik sehingga ikan lokal dan ikan endemik akan kalah dan menghidar dari habitat tersebut. Selain itu beberapa ikan invasif akan bertindak sebagai predator dan agen pembawa penyakit. Sehiangga akan mempercepat kepunahan ikan lokal dan endemik yang ada dihabitat tersebut.

Dalam hal ini, dr. Josie melakukan deteksi terhadap kehadiran ikan asing / ikan alien dihabitat, lalu melakukan penilaian akan bahaya dan risiko kehadiran ikan asing kemudian membuat respon yang temanajemen untuk melakukan tindakan pencegaha spesies asing menjadi invasif untuk menyelamatkan biodiversitas.

Dalam statment akhir Dr. Josie menyimpulkan bahwa telah terjadi kehilangan biodiversitas secara ekstrim, kemudian ikan lokal, endemik sangat penting untuk sumber makanan, perekonomian masyarakat setempat dan budaya dan kehadiran ikan invasif telah menggeser keberadaan ikan lokal dan invasif.

Penulis : Fitri Sil Valen, M.P & Mustobi Prananda

Komentar